Thursday, October 19, 2006

Giant Reign 2007 is Now Available @ Sinar Bangka


Setalah bayar XT07, iseng nanya ke Aang kapan Reign 2007 available. Eh, doi langsung nunjuk ke dinding sambil:Udah datang Pak, tapi hanya ada 2 masing-masing size M & S. Wah, refleks kepala langsung menoleh ke daerah yang ditunjuk oleh telunjuk si Aang. Ahaaaa.... bener, ini dia frame yang gue idam-idamkan. Warnanya abu-abu campur hitam, persis seperti yang ditampilkan di website Giant.

Yang sudah masuk di Aang adalah Frame Reign 2007 tanpa embel-embelX dibelakangnya. Artinya yang ini versi travel 6.0 inchi, dilengkapi dengan rear shock Fox RP3. Suspensi depannya nanti kudu dipasangin dengan fork bertravel segituan juga, bisa Rock Shox Pike (140 mm), Manitou Nixon (145 mm), atau Fox 36 (150 mm).

Cuman apa daya, gue cuman bisa gemetaran nahan untuk tidak ngegesek. Lha wong Lebaran aja masih beberapa hari lagi, bisa-bisa habis tuh THR hanyak untuk nebus frame. Entar ikutannya bisa berabe, bisa nambah gesek buat fork, wheel set, dan perintilan kecil lainnya. Sabar Go.... sabar. Habis lebaran deh kita sikat abis semuanya... hehehehe.

Shimano XT 2007



Tadi baru maen ke BAB, ceritanya mo nyari Shimano XT RD dan shifter. Eh, ternyata udah pada habis diborong Sninar Bangka, PD Mini, dan Formula. Trus langsung deh melakukan phone research, cari tahu dimana harga termurah. Setelah di-compare, ternyata Sinar Bangka yang paling murah. Si Aang ngejual RD XT 2007 Rp 400 rebu sedang shifter-nya Rp. 500 rebu. Coba bandingkan dengan harga Formula, RD 425 rebu sedang shifternya 550 rebu. Sebelum keluar BAB sempat nanya ke penjaganya berapa kira-kira harga RD XT 07, katanya sih paling murah 550 rebu.

Langsung deh gue meluncur ke Roxy sampe di sana barang langsung ditebus dari Aang. Sekalian juga beliin Nyoman Duri shifter LX 2007 (300 rebu) dan RD XT 2007. Gue bayarnya pake credit card, gak kena charge 3% lho.

So tunggu apalagi, yuk buruan beli maenan baru. Review product-nya nanti gue tulis setelah trip genjot ke Cikole Lembang. Sabar yah...

Thursday, October 12, 2006

Custom Logo

Baru surfing di seantero web, eh nemu tools menarik di Ngoprek Web buat bikin logo gaya Google dan Yahoo.









Gampang koq caranya, tinggal masuk ke sini terus ketik aja kata yang ingin ditransfer. Selamat mencoba.

Eh, setuju gak kalo salah satu logo diatas dijadiin logo blog-ku ini?

Friday, October 06, 2006

Genjot di Hutan Jati Gunung Pinang Cilegon


Sebenarnya ini trip lama, cuman baru sempat nulis sekarang. Peta di atas adalah petunjuk arah ke Gunung Pinang. Silahkan di-klik untuk versi gedenya.

Beda rasanya genjot di hutan jati Cilegon Timur dibanding Puncak atau Gunung Salak. Di sini tracknya variatif sekali. Ada track DH yang terjal dan ada pula XC yang menantang dengan beberapa obstacle yang membuat adrenalin terpompa keluar. Selain itu, klimat-nya juga berbeda. Panas tapi gak kepanasan :)

Sabtu 5 Agustus 2006 jam 06.00 pagi jemput Mbak Scarlett O'Hara di Bintaro Plaza, terus sarapan bentar lalu ngejar rombingan Om Devin yang udah meluncur di tol Jakarta - Merak. Di tengah jalan nyalip rombongan Pak Eko dan Ferry Orang Hutan beserta para downhillers. Sekitar jam 07.30 akhirnya tiba juga di pintu tol Cilegon Timur. Di sana sudah menunggu Pak Didi dari Komunitas MTB Cilegon dan rombongan Om Devin. Langsung deh meluncur ke lokasi yang berjarak sekitar 4 km dari pintu tol. Dari kejauhan terlihat bukit hutan jati yang ditandai dengan menara Telkom di Puncaknya. Sempat ciut juga karena kebayang bakal nanjak mendaki bukit tersebut.

Ternyata gue dan mbak Scarlett gak telat-telat amat. sekitar 30 menit kemudian rombongan Gading Serpong (minus Ietjung yang lagi genjot di UI) dan Karawaci pada berdatangan. Rame juga jadinya, mungkin ada sekitar 20-an orang yang bakal mencicipi track hutan jati ini. Tuan rumah menawarkan apakah mau mencoba track DH atau XC. Hampir semuanya milih ke DH dulu biar bisa nyoba semua track. Sehabis Safety Briefing dan berdoa, akhirnya petualangan dimulai juga.

Track DH

Track ini dimulai dari puncak bukit di dekat menara Telkom. Nah untuk ke titik itu perlu perjuangan. Para genjoter disuguhi pemanasan yang lumayan "panas" karena harus genjot nanjak sepanjang 2 km. Dan parahnya lagi, nanjaknya onroad di atas aspal. Sekitar 500 m dari pintu gerbang ketemu dengan persimpangan track XC. Banyak genjoter yang goyah imannya untuk tidak lanjut ke track DH tetapi langsung mencoba track XC. Sebagian besar tetap lanjut ke rencana semula menuju ke menara Telkom. Lumayan berat juga walaupun di atas aspal, untung jalannya ditutupi oleh kanopi hutan jati yang rindang. Lagi hot-hotnya genjot, eh para downhiller lewat diangkut pake pickup ke titik start. Curang ini namanya... :) Atau mungkin cara ini yang lebih cerdas kalee. Lain kali mending minta diangkut pake mobillah ke puncak bukit yah.

Surprise juga setibanya di titik start. Ternyata di sana sudah tersedia panggung start semi permanen kemudian beberapa gundukan tanah dan berm yang sudah disiapkan tuan rumah. Beberapa DH-ers mencoba suguhan tuan rumah meloncati rintangan yang ada. Setelah puas, giliran XC-ers yang langsung mencoba track. Sekitar 50 m setelah start, genjoter langsung disuguhi track yang menurun, berbatu, campur dengan licinnya guguran daun jati. Diperparah lagi dengan kondisi track yang kering sehingga banyak batu/tanah lepas yang membuat handling sepeda harus lebih manstaff. Kalo nggak bisa nyungsep ke semak ato nabrak pohon.

Setelah itu genjoter disuguhi dengan medan yang slopenya > 100 %. Bagi yang travel forknya gak sepanjang DH-ers, mau gak mau harus TTB termasuk Devin si raja XC. Speed berubah dari 40 km/jam menjadi hampir 5 km/jam sambil bergelayutan di pepohonan biar gak ngegelosor. Kalo gejoter yang pake setting DH mah gak perlu turun, turunan ini dilalap dengan lahap oleh mereka.

Setelah berjibaku dengan turunan terjal ini, selanjutnya lintasan lebih genjotable. Lebih landai dan penuh rintangan yang lumayan butuh skill untuk melewatinya. Genjoter yang tadinya sibuk memegang sepeda berubah menjadi sibuk menggenjot dan sesekali ber-bunny hop kecil melintasi rintangan. Di persimpangan track DH dan XC berhenti sebentar untuk merapatkan barisan sekalian menghela nafas sejenak. Perjalanan dilanjutkan ke jalur DH menuju ke perumahan Pejaten Mas(Cilegon). Sengaja gak masuk ke jalur XC karena setelah finish mau naik lagi untuk nyoba trek XC.

Keluar dari hutan panas Cilegon baru terasa menyengat tubuh. Untung hutannya rimbun, kalo gak bisa kebayang DH sambil panas-panasan. Dari perumahan sepeda digenjot onroad ke arah finish di kantor Perhutani yang notabene juga menjadi tempat start.

Track XC

Track XC ini startnya 300 meter dari pintu gerbang kawasan Gunung Pinang, ditandai oleh papan penunjuk arah track di sebelah kiri jalan. Track ini sebelumnya adalah jalan setapak pengawasan hutan jati, kemudian diperluas/diperbaiki oleh teman-teman Komunitas MTB Cilegon sebagai track XC. Two Thumbs Up buat mereka.


Track didominasi oleh track tanah dengan beberapa rintangan yang sangat menantang. Ada jembatan bambu dan beberapa gundukan DJ yang handicap-nya cukup berat. Walaupun di tracknya tanah, tetap mesti berhati-hati kalau kebetulan banyak daun jati yang menutupi track. Ban bisa slip kalo kebetulan melintasi guguran daun jati. Mungkin di musin hujan juga agak berlumpur, tapi saat gue di sana tracknya lagi kering banget. Maklum masih di pertengahan musim kemarau. Di tengah track terdapat persimpangan ke arah track DH. Untungnya papan penunjuk arah yang dibuat teman-teman Cilegon cukup lengkap sehingga tidak membingungkan genjoter. Mungkin ini track yang paling informatif yang pernah gue genjoti di seputaran Jawa Barat.

Di akhir track, genjoter disuguhin technical section genjot di kali mati yang berbatu. Gak tau apakah kalinya berair di musim hujan, yang jelas cukup menantang untuk dilibas. Akhirnya track finish di Pos Perhutani.


Berhubung gue belum punya peta topografi daerah di sekitar Serang - Cilegon, terpaksa detail track di-overlay dengan image Google Earth aja yah. Silahkan di-klik lalu di-save untuk yang pengen maen di sana.

Wednesday, October 04, 2006

Giant Reign X 2007



November nanti Giant bakal ngeluarin versi teranyar dari Reign X, all mountain bike yang dipuji dibeberapa majalah MTB beberapa bulan terkahir ini. Reign X ini mempunyai travel 6,7 inch melengkapi Maestro Suspension System yang mumpuni, berbeda dengan versi sebelumnya hanya 6 inch. Juga dilengkapi dengan Fox DHX 3.0 coil rear shock.

Untuk Reign X1, kaki depan diperkuat dengan Fox 36 Vanilla R (160 mm), gruopset-nya perpaduan antara SRAM X9 (RD), Shimano LX (FD) dan X7 shifter. Cranks Race Face Ride DH 24 / 36/ RG, dipadu dengan BB Race Face X Type External. Cockpit didominasi oleh Easton (handlebar Easton EA 50 low rise, stem Easton Vice 31.8). Hanya dengan rem cakram Avid Juicy 5 sudah membuat tunggangan ini bakal garang di medan laga. Dilego dengan harga $2,600 full bike.



Reign X juga dijual dalam versi frame only. Rasanya dengan $1,100 untuk frame ALUXX SL Aluminum w/ Maestro Suspension Linkage dan rear shock Fox DHX 3.0 tidak akan membuat pembelinya merasa rugi. Bisa dipadukan dengan fork yang ber-travel > 6 inch (150 mm) seperti Fox 36 TALAS, Marzocchi All Mountain SL, atau Rockshox Lyrik (katanya sih mo nyaingin Fox 36).



Tadinya gue pengen ngambil Reign biasa versi 2007. Dengan keluarnya versi "X" ini, kayaknya gue mesti sabar nunggu kali. Siapa tau awal tahun depan udah masuk ke Jakarta dan bisa langsung menggantikan NRS-G kesayangan gue. Doain yah....

Geometri detailnya seperti ini:



Monday, October 02, 2006

Top 10 Stupid MTB Tips 'n Tricks

Ide tulisan ini datang dan disadur bebas dari http://www.webmountainbike.com/top10stupmtb.html ditambah beberapa pengalaman pribadi :)

  1. Lupa mengencangkan quick release. Ini pernah terjadi di Gunung Pinang Cilegon. Waktu itu Deddy ENI terjatuh karena ban belakang lepas akibat quick releasenya gak kencang. Untung gak papa, padahal bisa fatal lho, apalagi kalo yang terlepas itu quick release roda depan. Sering-sering aja cek quick releasenya yah, termasuk waktu sedang istirahat.
  2. Quick release ketinggalan atau terlepas di angkot. Sering dialami teman-teman yang suka genjot di Puncak. Pas sampe di Rindu Alam, baru deh ketahuan quick release rodanya gak ada, entah tertinggal di Sederhana ato terlepas di tengah jalan. Kalo semangat masih tinggi, yah turun ke Sederhana lagi pake ojeq. Kalo gak semangat, batalin acara genjot dan turun dengan angkotnya Mang Dede. Kalo gue pernah ngalamin sendiri, cuman diakalin pake baut dan ring kecil yang dibeli di toko peralatan motor di Cipanas. Jangan ditiru tapi, berbahaya kalo tiba-tiba bautnya lepas di tengah jalan. Cuman waktu itu gue udah kepalang tanggung, untung gak knapa-knapa dan alhamdulillah berhasil menaklukkan Ngehe' 1 & 2 dan berhasil sampe di Sederhana. Tipsnya, kencangin quick release setelah roda di lepas.
  3. Roda Ketinggalan. Bah... jangan ketawa dulu, ini juga sering terjadi lho. Udah enak-enak keluar angkot, waktu mo pasang roda baru deh ketahuan rodanya kelupaan dibawah. Biasanya sih karena udah exited banget pengen genjot. Ngomong-ngomong malah pernah ada yang ketinggalan seat post lho :) Ayo ngacung..... Lain kali jangan terlalu bersemangat, barang sendiri jangan jadi tanggung jawab orang lain.
  4. Udah genjot beberapa kilometer, baru ketahuan helm lupa di bawah. Om Dodi TV7 pernah ngalamin hal ini. Bahayanya kalo terjadi incident, bisa celaka dua belas. Lain kali cek dulu seelum berangkat yah Om. Begitu turun mobil, langsung pake tuh helm, jangan disimpen di dalam mobil doang. Safety device yang lain jangan sampai ketinggalan juga, misalnya sarung tangan atau protector bagi yang senang loncat-loncatan.
  5. Baru sadar kalo ternyata cuaca sedang bersahabat, awan hitam pekat dan hujan bentar lagi turun dengan derasnya. Bersyukur kita punya Om DePe yang kadang suka ngirim Weather Forecast:) Acara yang tadinya dirancang hebat bisa jadi night mare kalo cuacanya tidak bersahabat. Apalagi ditambah lupa bawa jas hujan, payah bro. Hazard lain yang sangat berbahaya adalah petir, terutama yang genjot di daerah terbuka. Mangkanye sering-sering tuh liat ramalan cuaca.
  6. Minjem sepeda kawan tapi ternyata brake lever setting-nya berbeda dengan sepeda kita. Kadang kalo orangnya "kidal", kayak Om Igra, brake lever belakang ditaruh di sebelah kiri. Kalo kebetulan kita-kita yang "kadal" minjem sepedanya dan make di turunin, bisa kebayang kan jumpalitan karena salah mencet brake lever. Gue pernah ngalamin di JPG, jatuh di turunan kuburan. Om Kur juga pernah jatoh dengan kasus yang sama di Telaga Warna. Kalo minjem nanya dulu, jangan langsung genjot ah. Terus coba genjot beberapa putaran sebelum masuk ke track.
  7. Pas lagi asyik downhill, baru sadar rem gak berfungsi. Kayak Om Jonardy beberapa minggu yang lalu, untung doi bisa nyaingin Mc Gyver, brake pad belakang yang aus diganti dengan brake pad rem depan. Jadinya di turunan jalan pelan-pelan, tapi bukan karena ada si komo lewat :) Sering-sering cek brake pad, dan juga belajar cara ngegantinya. Jangan lupa bawa brake pad cadangan kalo genjot di gunung/hutan.
  8. Lupa bawa ban dalam cadangan dan pompa. Kebayang gak kalo hal ini terjadi di dalam hutan. Bisa-bisa dorong sepeda sampe finish. Belum tentu di setiap tempat ada tukang tambal ban. Lain kali bawa ban dalam cadangan plus penambal ban. Bisa aja kan kalo lagi apes ban sepeda kita bocor sampe lebih dari 2 kali. Eh kelupaan, pompa ban juga selalu dibawah yah, siapa tau gak bisa meinjem punya kawan karena ketinggalan dari rombongan. Apa bannya mau ditiup? kekekeqqq
  9. Dikejar anjing waktu genjot. Ini bisa terjadi kalo kita iseng ke anjing tersebut, misalnya iseng mo nabrak. Orang aja kalo mo ditabrak pasti marah, apalagi anjing. Eh... kebalik yah hehehe. Bisa juga karena terlalu berprasangka baik bahwa anjing itu binatang yang culun, sama baiknya dengan anjing tetangga. Eh nggak taunya sang anjing lebih galak dari tetangga. Tips-nya jangan terlalu positif thinking bahwa semua anjing itu baik, kadang kala negatif thinking bisa bikin kita selamat lho.
  10. Dikejar sapi/kebo waktu genjot. Gue pernah ngalamin ini di sawah di JPG, kebonya ngejar karena gue pake jersey merah. Untung ada kebonya diiket tali, kebayang gak kalo nggak keiket ato ikatannya lepas, pasti sama dengan matador gagal perang hehehe. Sejak itu gue gak pake jersey merah lagi. Sapi ama kebo kan bisanya ngeliat warna menyala doang seperti merah, kuning, ato orange.

Segitu dulu, ente-ente punya pengalaman yang lucu juga gak?

Basic Bike Maintenance Tools

Posting ini diambil di pembicaraan di milis MTB-Indonesia. Thanks untuk Om HPW yang udah ngizinin postingnya dipajang di sini:

On 10/2/06, andrihilman wrote:

Teman-teman,
Alhamdulillah akhirnya saya dapet sepeda second dari teman, tapi perlu dibersihan dan saya mau cat ulang framenya. Cuman mreteli sepedanya susah gak ya? apakah ada yang punya PDF mengenai cara bongkar sepeda sendiri?? (sampe ke bagian2 terkecil)

Dan toolsnya apa saja yang diperlukan ya? kebanyakan pake kunci L ya? Atau kalau ada di website tentang cara bongkar bongkir boleh dong saya dibagi URL nya.

Mohon pencerahannya,
@hilman


Terus dijawab ama Om HPW:

On 10/2/06, Hendro Purwanto wrote:
Om Hilman,
Sharing dikit....
Tools bongkar sepeda:

  1. Kunci L (allen key) komplit (dari 2 mm s/d 8 mm, kadang2 perlu 10 mm untuk buka baut crank). Mendingan pakai kunci L set yg panjang & bagus (jangan yg 10 rb-an), krn torsinya lebih besar & memperkecil resiko baut rusak.
  2. Kunci rantai. Jangan yg bikinan China. Minimum yg bikinan Taiwan.
    Crank puller (kalo as BB masih model lama/kotak)
  3. Kunci BB (ati2 pas buka BB, thread-nya kiri ama kanan beda....kalo salah bisa berakibat thread hancur & frame rusak)
  4. Tang kecil
  5. Alat untuk nyopot headset race (bisa juga pake obeng minus + palu)
  6. Palu karet (mallet) untuk masang headset race & nyopot as crank (kalo udah model integrated)
  7. Beberapa RD/FD masih pake kunci pas 8/9/10 mm
  8. Siap2 WD40 kalo ada baut2 yg nge-jam/macet.
  9. Sebaiknya punya tang potong untuk cable housing.
  10. Kunci pas untuk mbongkar hub. Beberapa merk hub (misalnya Mavic) perlu kunci khusus untuk mbongkar


Beberapa tips:

  1. Thread pedal kiri ama kanan saling berlawanan.
  2. Semua kabel (rem + shifter) diganti baru (termasuk housingnya). Harganya relatif murah, tapi terasa lebih nyaman
  3. Pasangin grip yg pake baut (velo 35 rb, atau ODI 200 rb), nyopotnya lagi gampang.
  4. Belajar dr teknisi. Nongkrong aja di Formula or Rodajaya or Bagus Bike or toko sepeda mana aja....liatin gimana cara teknisinya ngebongkar-pasang sepeda, termasuk bagian mana saja yg harus diberi pelumas. Habis itu baru dipraktekkan sendiri

Semoga membantu.

Rgds
HPW

Sunday, October 01, 2006

Pre-Ride Tune Up

Biar sepeda bisa dipake dengan nikmat saati genjot, berikut adalah pre-ride tune up ato sering juga disebut pre-inspection check yang wajib dilakukan. Hanya perlu waktu 5 sampai 10 menit koq:


  • Cek sambungan rantai. Kalo pake Power Link, cek apakah posisinya sudah benar. Jangan lupa minyaki dan kalau sempat sebelumnya dibersihkan ala kadarnya.
  • Cek angin ban depan dan belakang. Kurangi anginnya kalo terlalu keras, tmbah angin kalo terlalu empuk. Semuanya tegantung medan yang akan dilalui.
  • Cek rem depan dan belakang. Atur posisi brake lever ke posisi yang paling optimal. Kalo minjam sepeda orang lain, perhatikan posisi brake lever jangan sampai berbeda dengan setup di sepeda kita (biasanya brake lever depan di sebelah kiri)
  • Cek handle bar dan headset dengan cara digoyang-goyangkan. Kencangkan bautnya kalo terasa ada yang longgar.
  • Angkat roda depan lalu putar. Pastikan roda berputar dengan bebas. Kalau agak tersendat, coba cek brake pad. Jangan lupa cek kekencangan baut hub.
  • Angkat ban belakang lalu putar sama seperti ban depan di atas. Cek brake pad dan baut quick release.
  • Coba berkeliling sebentar dengan sepeda lalu naik turunkan RD dan FD, cek pedal (terutama yang clipless), dan coba ngerem. Atur posisi RD/FD kalo terasa perpindahan gigi kurang sempurna.
  • Cek perlengkapan darurat seperti tool kit, pump, ban cadangan (plus peralatan tambal ban bila perlu), pembuka ban. Gue biasanya nambah lagi pisau McGyver, bisa Leatherman ato Victorinox.
  • Kalo tripnya Nite Ride, coba cek lampu-lampu. Sebaiknya lampu sudah siap dipakai sebelum berangkat jadi perlu dalam kondisi fully charged.
  • Bawa doping (coklat, beng-beng, pisang, ato gula merah) dan air minum secukupnya.

Yang terkahir, berdoa sebelum berangkat. Selamat genjot.