Wednesday, May 30, 2007

Trackmaps Puncak - Sentul, Cipayung, Rindu Alam

Idenya datang dari permintaan peta Sentul - Telaga Warna oleh Ventanaman tadi siang. Terus pikir-pikir, gimana kalo sekalian aja bikin trackmap daerah Puncak yang meliputi Rindu Alam, Telaga Warna, Gadog, Gunung Pancar, dan Sentul. Ceritanya integrated map antara topo dan MTB tracks.

Track-track yang masuk di sini adalah:
  • Rindu Alam - Gunung Mas (termasuk Nghe' Minus Satu di belakang perumahan pegawai perkebunan)
  • Ngehe'1 & Ngehe'2
  • Jalur Kondangannya Om HPW
  • Pondok Seng Belok Kanan (bagi yang ciut naik ke Ngehe' 2)
  • Telaga Warna via Hutan Pinus (keluar di Cisarua)
  • Mega Mendung - Pondok Pemburu via Bojong Koneng
  • Sentul - Gunung Geulis
  • Cibodas - Rindu Alam via Menara TVRI

Sengaja dibuat terpisah biar bisa di-print di kertas A4. Tapi jangan lupa urut-urutannya harus sesuai dengan index petanya yah. Biar nanti tidak pusing karena salah posisi. Silahkan di-double click di setiap peta, nanti akan muncul gambar yang lebih gede dan siap dicetak.




Wednesday, May 23, 2007

Tour de Java 2007 - Part 1


Disiapin sejak 6 bulan yang lalu, ganti frame buat even ini, persiapan fisik biar genjotnya manstaff, minta izin istri sejak jauh hari, itu semua adalah yang saya lakukan biar bisa ikut Tour de Java 2007. Sebenarnya ini even yang kedua yang diadakan oleh H4 MTB Community, tahun lalu saya tidak bisa ikut karena baru saja menerima berkah kelahiran Sophie putriku yang pertama. Tahun gak boleh gak ikut lagi dong ah, biar gak ngences dengerin ceritanya doang :)

Dua belas jam lebih perjalanan Jakarta-Solo dengan bis tidak terasa sama sekali. Maklum, dengan ear plug dan eye cover saya bisa tertidur pulas meskipun gelak tawa badut-badut H4 terus menerus dikumandangkan. Tiba di Solo jam 6.00 pagi, Kamis 17 Mei 2007. Setelah sarapan di Adem Ayem dilanjutkan dengan mandi dan gosok gigi, akhirnya rombongan berangkat juga ke Tawangmangu. Di Solo sudah menunggu kawan-kawan M-9 (Solo), MOR-29! (Kudus), dan 2 rekan dari 022 Bandung. Setelah unloading sepeda dari bis, ngerakit, dan langsung naik ke truk menuju ke Candi Ceto di kaki Gunung Lawu. Dari GPS tercatat ketinggian 1.400 meter dpl sangat pas dengan kondisi cuaca yang sejuk tetapi tidak hujan. Seperti biasa, foto-foto dan berdoa sebelu, start.

Track Ceto diawali dengan turunan on road sekitar 200 meter kemudian dilanjutkan dengan downhilling off road sekitar 1 km, makin manstaff karena ada track letter S yang tajam seperti di JPG. Katanya sih Dina Jejak Petualang pernah jatuh dan berdarah di pangkal hidung waktu shooting episode MTB di seputaran Solo. Nah, sehabis turunan ini nih yang bikin sebagian genjoter pucat pasi. Gimana gak ngos-ngos, track menanjak 2 km more than Ngehe' Puncak harus dilewati oleh semua rombongan biar bisa menikmati turunan setelahnya. Ini bener-bener gak bisa digenjot, TTB sepanjang masa deh. Sampe-sampe seorang peserta van Kudus beristirahat sejenak akibat kena serangan Mountain Sickness. Alasannya sih pusing padahal....... kekekeqqqq


Setelah ngumpul semua nyawanya, baru deh satu persatu berlomba menuruni single track yang aduhai. Tidak terlalu terjal, basah tapi tidak licin, dan cukup panjang bagi penikmat turunan. Di beberapa section bisa ber-bunny hop. Rasanya nikmat sekali setalah ber-10x10 (cappeee deeeh) di awal trip. Tidak rugi rasanya berkunjung jauh dari tanah Betokaw khusus untuk menikmati rack Ceto yang terkenal ini. Di ujung single track, semua rombongan berfoto bersama lagi, soalnya pemandangannya enak bowww. Suasana kebun tehnya hampir mirip dengan Gunung Mas dan Telaga Warna di Puncak Bogor.

Track berbatu seperti di Rindu Alam merupakan suguhan selanjutnya. Mau gak mau konsentrasi tinggi dibutuhkan mengingat tingginya resiko bila salah dalam memilih jalur. Lumayan panjang, hampir 4-5 km dan so pasti menurun. Beberapa genjoter terlalu asyik di track ini sampai lupa dengan tajamnya bebatuan, akibatnya ban mereka kena snake bite :( Oh iya, kalau di turunan sebelumnya tanahnya basah tapi gembur dan tidak licin, di track makadam ini harus berhati-hati untuk tidak mengambil jalur tengah yang licin dan berlumut. Sebaiknya mengambil jalur berumput di sisi kiri atau kanan jalan, biar lebih aman.

Di dekat pura, track berakhir dengan jalan semen di sela-sela pohon teh. Malang tak dapat di tolak, genjoter muda dari Solo belum bisa menahan nafsu berpacunya dan akhirnya dia terpental dari sepeda karena berusaha menghindar tabrakan dengan genjoter lain. Akibatnya cukup parah, siku kirinya disloc dan perlu perawatan medis selanjutnya. Setelah dibidai, diapun dievakuasi ke Solo.

Lanjut lagi, cuman sayang saya kali ini kurang beruntung. Ceritanya mau pindah track dari jalur tanah berlumut dan licin ke jalur berumput di samping kiri, eh.... ban depannya slip dan mau gak mau saya juga ikut terpelanting. Untung sudah dibekali ilmu salto yang mumpuni sehingga tidak ada cedera serius, cuman sayang goggle kuningku patah karena tertimpa badanku :( Berdiri lagi sambil senyam senyum cengengesan dan lanjut genjot lagi. Kali ini tanjakan yang gak terjal, cuman karena sudah mulai capek akhirnya sebagian besar TTB. Di ujung tanjakan, seperti biasa kembali istirahat dan foto-foto dengan latar belakang pemandangan yang aduhai.

Selanjutnya adalah turunan sampai ke pasar Tawangwangu. Cuman sayang saya jadi trauma akibat terpeleset tadi sehingga kurang bisa memacu speed seperti sebelum-sebelumnya. Para pemilik sepeda baru yang sengaja di bawa TdJ buat uji nyali, langsung meluncur sambil terkekeh-kekeh. Mak nyus seperti kata Om Bondan Winarno di Jalan Sutra :) Sehabis single track, masuk dikit ke jalur on road di sekitar pasar dan turun di jalan desa menuju ke lapangan bola untuk istirahat dan ganjel perut. Tuan rumah M-9 Solo sudah menunggu dengan snack dan Pocari, sesuatu yang sangat didambakan pada saat badan sudah lelah.

Setelah cukup istirahatnya, perjalanan dilanjut lagi menuju titik akhir melalui single track di tengah hutan pohon kopi. Tapi sebelum masuk ke kebun kopi, satu per satu harus melalui drop off yang tidak terlalu extreme tetap cukup membuat jantung kebat-kebitApalagi sambil ditontonin banyak orang. Ada yang jatuh dan bangkit sambil tertawa, ada yang jumpalitan, ada juga yang pura-pura benerin ban biar gak ikutan turun :) Di sini senangnya, gak ada yang marah waktu diketawain kerena jatoh. Paling misuh-misuh dalam hati doang :)


Single track terakhir menuju finish sangat menyenangkan: turunan disertai pemandangan yang indah. Bisa dikebut karena tracknya tanah gembur dan tidak selicin seperti di awal trip. Eh... pas 100 m dari finish ban sepedaku dua-duanya bocor. Terpaksa deh TTB ke tempat finish. Untungnya ada temen dari Kudus yang ngasih ban cadangan, makasih deh Om. Bannya dipasang buat trip besok harinya di Cemoro Kandang, kaki Gunung Lawu.

Mohon maaf saya gak punya peta topo daerah jawa Tengah, adanya jawa Barat toq. Mo timpe GPS track di atas Google Earth pun tak bisa, blum bayar annual fee untuk versi plus yang bisa maenin GPS track. Saya link kan ke GPS track yang diambil pake Garmin eTrex Vista C ku aja yah. Seperti biasa, download dari navigasi.net dan anda haru sudah punya login id dulu. Sila masuk ke sini http://navigasi.net/goprv.php?g=prv&u=qmx8j1c

Thursday, May 10, 2007

What does it take to be the faster MTBer in the world?



Di majalah What Mountain Bike terbaru, Mei 2007 edisi Speed, banyak diulas mengenai bagaimana cara menjadi genjoter MTB yang tercepat. Berikut adalah jawaban dari jawara-jawara MTB:

Steve Peat
Latihan yang ulet dan sepeda bagus

Tinker Juarez
Percaya bahwa bisa menjadi yang tercepat

Jenny Copnall
Gen yang bagus, paru-paru yang besar, zaro body fat :)

Liam Killeen
Adrenalin, gen yang bagus, dan sedikit keberuntungan

Keith Bontrager
Faktor keturunan, jadi pilihlah orangtuamu dengan benar kekekekeqqq



So.... bagaimana dengan anda??????