Tuesday, June 19, 2007

Cipanas (Gn. Putri) - Cianjur, 16 June 2007


Sepulang dari Tour de Java 2007, ada usul untuk menjajal track Cianjur yang sudah cukup lama tidak disambangi. Terakhir tahun lalu waktu Anto Cianjur mengorganisir trip di Panyaira Cianjur Selatan, bersama dengan teman-teman Brown Sugar. Karena Anto pindah ke Gresik, akhirnya dihubungilah Fonda sebagai perwakilan Brown Sugar. Gayung bersambut, waktu ditetapkan Sabtu 16 Juni 2007. Woro-woro dipasang di milis dan berhasil mengumpulkan 75-an genjoter Jabodetabek. Walaupun yang datang hanya 65-an orang, perjalanan tetap ramai karena ditemanin sekitar 20-an genjoter dari Brown Sugar.

Jam 07.00 pagi saya dan Tony masih di seputaran Cisarua, Ietjung udah SMS ngabarin dia sudah nyampe di parkiran mobil di Hotel Cianjur Cipanas, sekitar Istana Presiden Cipanas. Pas 07.30, saya pun tiba di sana. Udah ada FOnda dan rombongan Brown Sugar-nya. Satu per satu teman-teman berdatangan, alhamdulillah 08.30 sudah hampir ngumpul semuanya dan proses administrasi berjalan lancar. 2 truk dipakai mengangkut peserta ke Gunung Putri, sekitar 6 km ke timur Cipanas, biasanya jadi tempat start para pencinta alam yang ingin mendaki Gunung Gede-Pangrango. Waktu di tempat start temapt menunjukkan jam 09.00.


Ternyata oh ternyata, trip diawali dengan nanjak bow. Awalnya sih ada juga yang genjot, tapi akhirnya mengalah juga karena track bener-bener gak bisa digenjot. Setelah sampai di puncak bukit, barulah bisa genjot turun sedikit di sela-sela kebon kol. Cuman kenikmatan ternyata hanya datang sebentar aja, selanjutnya nanjak dan nanjak lagi. Beberapa genjoter sudah terlihat ngos-ngosan, termasuk saya juga toh. Apalagi seleb dadakan Babeh Sandy yang terkenal dengan resleting kulit di dadanya, hasil operasi jantung 9-an bulan yang lalu.

Setelah 1,5 jam berjibaku dengan tanjakan, akhirnya peserta tiba di tepi hutan yang menjadi awal dari downhilling. Suennnang rasanya melihat turunan. Soalnya saya emang nggak nyangka dengan awalan ini, Reign yang sudah disipkan melahap turunan pun bersiap-siap berpacu ke bawah. Lumayan tracknya, rimbun dan tidak terlalu curam. Cuman gak boleh keenakan, bisa-bisa kehilangan jejak. Sempat jumpalitan seperti beruang sirkus bareng Johny Qesrek, untung gak ada yang mengabadikan momen tersebut hehehehe.....

Akhirnya setelah 30 menit, sampailah rombongan di desa Brukoli tempat peristirahatan sekalian makan siang. Padahal waktu masih menunjukkan jam 11.00 lho. Masih pagi sih, tapi perut gak nolak juga waktu disodorin nasi timbel dkk. Eh... lagi asyik makan, tiba-tiba sorakan peserta bergemuruh panjang. Ternyata ada seleb asli Kang Harry Mukti yang ikut trip kali ini dengan Iron Horse bersuspensi double crown. Sempat nyungsep cerita dia, kakinya bengkak dan luka kena crank. Tapi seperti biasa, kalo takut jatoh mah maen catur aja..... kekekeqqqq. Oh iya, peserta trip kali ini cukup lengkap. Ada seleb asli (Harry Mukti) dan seleb dadakan (babeh). Ada expat (Doreen dan Bunny Greenpeace) sampe kaum pribumi. Ada sesepuh (Momi, Iwan Wie, Pak Soesilo, dll.) yang gak mau kalah dengan kaum mudah. Juga ada beruang sirkus jagoan jumpalitan dan atlet :) Semuanya berhahahihi di track, baik nanjak maupun turun.




Jam 11.30 rombongan sudah selesai makan dan siap melanjutkan perjalanan. Hanya saja Babeh Sandy belum muncul juga, mungkin lagi nurunin detak jantung yang sudah mau nembus 125 hehehe. Akhirnya diputuskan untuk berangkat saja, yang tertinggal akan dievakuasi pakai pickup. Track menurun, berbatu seperti puncak, dan so pasti dilahap dengan kebut-kebutan. Tidak terlalu lama karena selanjutnya dihadang dengan rintangan pertama melintasi sungai. Mau gak mau harus TTB menurunin lembah dan dibalas dengan TTB juga menuju ke puncak lembah di sisi yang bersebrangan. Lanjut dengan on road dan motong kebun teh.

Setelah kebun teh, rombongan menerobos kebun penduduk dan masuk ke bawah rerimbunan bambu dengan single track menurun dan licin di pinggir jurang yang dalam. Si expat Bunny ternyata bisa melucu juga, dia nyoba berakting menjadi tarzan yang jatuh dan bergelantungan diakar bambu. Sepada gak ikutan meluncur ke dasar lembah karena cleat masih nempel di pedal kekekeqqq. Sesampai di lembah yang notabene sungai ke-2, tanjakan terjal licin telah menanti. Cukup banyak yang ngos-ngosan kelelahan, bahkan beberapa sesepuh minta bantuan agar sepedanya digotong ke atas. Melelahkan tapi menyenangkan. Lanjut on road dan berhenti di warung untuk istirahat dan shalat.

Setelah puas beristirahat, perjalanan di lanjutkan menuju lembah dan harus melintasi sungai (lagi...). Sehabis sungai, bener-bener gak bisa digenjot karena batunya segede gaban. Mau gak mau kudu TTB sampai desa Pasirgombong. Ada sebagian yang nekat genjot seperti para praja Ikatan Pencinta Djalan Nanjak (IPDN) hehehe. Akhirnya setelah desa sudah bisa genjot lagi, cuman sayang singletrack berubah menjadi on road. Paling sekali aja motong singletrack di kebun teh, abis itu on road lagi sampai desa Sukawarna. Agak lama berhenti di sini sambil nunggu teman-teman yang ada di romongan belakang. Karena kelamaan, saya iseng ngajakin genjoter nonton dangdut tidak jauh dari tempat ngumpul. Eh, ternyata pada ngikut dan malah bablas terus serta tidak jadi nyawer di dangdutan.

Jalur selanjutnya adalah jalan kampung, kadang berkerikil lepas, kadang juga berubah menjadi single track. Dan yang pasti gak nanjak euy. Kelihatannya semua pada kegirangan, sampai-sampai dikebut saking senangnya bisa gak TTB lagi :) Di sini perlu pengawal dari genjoter lokal Brown Sugar. Kalo nggak bisa tersesat. Tapi jangan takut, nih udah dibuatin petanya biar bisa genjot sendiri di kemudian hari tanpa ngerepotin Brown Sugar. 4 km terkahir rombongan terpaksa masuk ke jalan aspal lagi. Tapi masuk kembali ke single track 2 km berikutnya. Sayang banyak selokan yang memotong track, karena lebarnya tanggung terpaksa harus gotong sepeda. Coba kalo lebarnya cukup buat dilompatin, pasti deh singletrack pelipur lara di ujung trip ini bisa menjadi penutup acara yang sangat menghibur. Akhirnya rombongan masuk ke kota Cianjur dan finish di Harrimart.

Makasih banget buat Fonda dan Brown Sugarnya yang membuat trip ini bisa terwujud. Special buat Dhani Bogor dan Firman, makasih foto-fotonya yah.... :) Peta dibawah udah bisa dipakai. Tinggal klik biar muncul versi yang high res, print di kertas A4, bawa deh ke track sebagai referensi.


Thursday, June 07, 2007

Tour de Java 2007 - Part 2


Hari kedua, 18 Juni 2007, petualangan dilakukan masih di sekitar Gunung Lawu. Tepatnya di Cemoro Kandang, pos pendakian ke puncak Lawu. Setelah bersitirahat yang cukup di penginapan Depnaker di Tawangmangu dan sarapan di Warung Ibu Ugi dengan menu khas Sop Buntut & Nasi Pecel, rombongan meliuk-liuk kembali mengikuti jalan berkelok-kelok menuju Cemoro Kandang. Agak telat perjalanan karena menunggu truk pengangkut, padahal hari Jumat jadi musti buru-buru berangkat biar bisa shalat Jumat sehabis genjot. Tiba di parkiran jam 09.00, sehabis nunggu Ambon Ori beraktraksi dan foto-foto, akhirnya perjalanan dimulai juga.




Perjalanan diawali dengan melalui hutan bersemak lebat, tidak ada track yang jelas sehingga kebanyakan menerobos semak dan ilalang. Baru sebentar sudah disuguhin turunan beserta drop off yang lumayan membutuhkan technical tinggi. Saya sih lolos (narsis... hehehe), gak tau tuh yang lain. Kayaknya sih banyak yang jatoh :) Setelah menunggu di sekitar desa yang ada viharanya, perjalanan dilanjutkan lagi. Eh... ada yang putus rantai, nunggu dulu sambil foto-foto dan cekikikan. Kemudian naik ke puncak punggungan buat siap-siap mencicipi downhill section. Lumayan juga section pendek ini, tidak terlalu terjal tapi harus hati-hati memilih jalur karena banyak ketutupan rumput. Kembali lagi banyak yang berakrobat jumpalitan, maklum rombongan sirkus.






Lanjut lagi, Pakde Is membawa rombongan mencari jejak hehehe... Sebenarnya tracknya sudah dapet, tapi udah ketutup rumput karena lama gak dilewatin. Akhirnya milih lewat samping pagar kawat sambil sesekali manggul sepeda karena jalan terputus lubang persiapan pohon pinus. Ada beberapa drop off, yang travel panjang pada tertantang untuk nyoba-nyoba loncat. Banyak yang jatuh bangun, tapi ada juga yang lolos sambil tersenyum seperti si atlet Ambon Asli :) Kalo Ambon abal-abal mah so pasti..... TTB hehehe



Nah, sekarang jalurnya yang paling mendebarkan. Pendek, di sebelah kanan jurang yang dalamnya rata-rata 5-10 meter, di kirim jalur irigasi, dan single tracknya sendiri mempunyai lebar maksimal 50 cm. Saya bilang sih ini jalur Sirathal Mustaqim, soalnya bener-benar uji nyali. Salah sedikit bisa terjun bebas ke jurang. Akibatnya saya gak bisa menikmati genjot di section ini karena keburu stress. Dan gue yakin teman-teman yang lain juga sama dengan gue.





Lepas dari jalur mendebarkan tadi, waktu sudah menunjukkan jam 11.00. Wah, mesti cepat-cepat sampe finish nih biar bisa shalat Jumat. Rombongan di bawa dulu nanjak dan TTB melewati perkampungan penduduk. Lumayan tinggi juga, dan bener-bener gak bisa digenjot. Sehabis itu, barulah lumayan bisa menikmati turunan yang panjang. Di bebearapa bagian mesti hati-hati karena licin akibat lumut. Apalagi di ujung section ada letter S dengan kecuraman yang cukup tinggi. Banyak genjoter yang mendemonstrasikan keahlian jumpalitan di section ini :)


Nyampe di lapangan bola, waktu menunjukkan jam 11.30. Akhirnya diputuskan untuk masuk ke jalur on road agar bisa ngejar adzan. Dipandu Om Is, alhamdulillah bisa sampai tepat waktu. Padahal hujan lho sehingga menambah resiko di jalur on-road. Yang gak sholat memisahkan diri, diajak ama Om Sugeng masuk ke jalur single track lagi.