Monday, March 26, 2007

Hutan Pinus Telaga Warna - 24 Maret 2007


Wah, ternyata gue salah kaprah selama ini. Kirain Telaga Warna gak ada apa-apanya, cuman genjot di jalan akses perkebunan teh dan genjot on road di perkampungan. Eh, rupanya teman-teman H4 MTB Community udah nemu downhill section di hutan Pinus sebelum lebaran tahun lalu. Tau gitu kemaren-kemaren gue ikutan deh.

Kamis sore minggu lalu masih bingung mo genjot di mana. Untung Sabtunya Om Kur dan Ietjung ngajakin genjot di Telaga Warna. Sebenarnya kalo gak ada yang ngajakin, genjot di Rindu Alam sendirian pun gue jabanin deh. Lagi exited dengan Reign nih... kekekeqqqq. Pas hari "H"-nya hampir aja rencana berbelok kembali ke Rindu Alam. Soalnya Om Qesrek lagi bawa pasukan tempur barudak Cinere yang rata-rata masih jarang genjot di Rindu Alam. Untung gue gak berubah haluan, ngikut mayoritas yang pengen genjot di Telaga Warna. Cuman jadi gak enak sama Om HPW, udah pake KHS AM 2000 baru .... eh malah ditinggalin. Sorry yah Om.

Seperti biasa, diawal track sudah disuguhin dengan tanjakan. Banyak yang tepar, termasuk Kang Cheppy Adipati Depok. Untung setelah di puncak bukit, track berubah menurun ke arah rumah Joglo. Gara-gara ngikutin jalur yang dilalui Edi, gagal deh ngerasain section menurun yang kemarin hanya bisa dinikmati Ietjung dan Sanusi :( Sampai di rumah Joglo, seperti biasa cekakak cekikik sambil bergaya foto-fotoan bak peragawan.

Selanjutnya gak ada yang istimewa, pemandangan hampir sama dengan track Rindu Alam - Gunung Mas. Sepanjang mata memandang yang ada hamparan hijau pohon teh. Kebanyakan genjot di jalan berbatu akses perkebunan, sesekali masuk ke single track jalur ibu-ibu pemetik teh. Sempat berhenti lagi di dekat sekolahan yang sedang ada shooting anak-anak kampung bermain sepak bola. Gak tau tuh sempat ke-shoot juga gak waktu rombongan memotong lapangan bola.

Akhirnya penderitaan track menanjak dan berbatu hilang sudah. Jalur single track cukup panjang sebelum memasuki hutan pinus. Kesempatan buat balas dendam, Reign digeber abis menuruni track yang berliku. Cengkraman ban agak kurang menggigit gara-gara pakai Maxxis Wetscream baut tanah berlumpur. Untungnya begitu masuk hutan pinus yang gembur, penggunaan Wetscream menjadi mumpuni lagi.

Terus terang gue belum pernah masuk ke hutan ini, makanya gue di urutan ke-5 setelah Ietjung, AJ, Sanusi, dan Tony Condet (Reign Coklat xs). Sengaja ngatur jarak dengan Tony Condet biar speed-nya bisa maksimal dan bisa menikmati track yang bisa dibilang Freeride. baru sekitar 10 detik masuk ke dalam hutan, tiba-tiba di depan terlihat Reign Coklat melintang di tengah jalan, sementara Tony Condet terbaring sambil meringis di pinggir pohon. Ternyata doi nabrak pohon, tepatnya sih menghantam pohon, sepertinya tidak siap sehabis melintasi akar-akar pohon pinus. Gue coba mencek kondisi Tony. Selain bahu kanan yang lebam, bagian tubuh yang lain tidak terlihat cedera. Cuman kayaknya sudah payah untuk genjot, gue saranin untuk turun TTB aja. Dan setelah sepedanya gue pinggirin, perjalanan gue lanjutin lagi.

Track hutan pinus ini sangat menantang, profil kemiringan lereng lebih dari -100%. Tanahnya kering tapi gembur, mungkin akan menjadi licin dan berlumpur sehabis hujan. Jalurnya juga tidak lurus, berbelok-belok di sela-sela pohon pinus. Bila ada akar pohon yang lumayan besar ukurannya, pasti diikuti dengan drop off 20-50 cm. Lumayanlah buat ber-jumping ria :) Hampir 2 menit menikmati tantangan yang bisa memompa adrenalin keluar dari sarangnya, tiba-tiba kilatan blitz kamera berkelebatan dari photographer dadakan Kang Cheppy yang sudah menunggu di pinggir track. Hasilnya seperti gambar di awal posting ini:) Lanjut lagi sekitar 5 menitan yang semuanya totally amazing. Rasanya track ini cukup menantang dibanding Cikole atau Gunung Pinang, soalnya track ini betul-betul masih perawan karena sangat jarang di lalui. Seandainya betul-betul di-manage dengan baik, rasanya tidak kalahlah dengan track DH yang lain.

Ujung track ini berakhir di jalan aspal, tepat di samping area terbuka yang ada section drop off sekitar 3 meteran. Sambil nunggu yang lain turun, seperti biasa cekakak cekikik dulu lah mengomentari parjalanan yang sudah dilewati. Yang paling terkahir turun adalah si Tony Condet yang cedera tadi. Sepertinya parah juga, lengan kanan sakit kalau digerakkan ke atas yang mengakibatkan cengkaraman tangan kanan menjadi melemah. Diputuskan untuk dievakuasi saja sehingga Sanusi turun ke jalan raya Puncak untuk memanggil Angkot.

Setelah angkot datang dan Tony dievakuasi ke Sederhana Gadoq, perjalanan pulang pun dimulai. Tidak terlalu menarik untuk diceritakan di sini karena 100% on road melewati perkampungan Cilember dan Megamendung. Gue, Ambon dan Kur terpisah dari rombongan karena berhenti sejenak untuk memperbaiki rantai Reign-ku yang kusut. Akhirnya kami bertiga memilih langsung menuju ke finish melewati jalan raya Puncak Gadoq.

Mohon maaf lagi gak ada track map-nya. Soalnya GPS sengaja ditinggal di mobil karena tadinya kirain gak bakal lewat track baru. Lain kali deh, kalo ada yang mo ikut call-call gue yah :) Last but no least, makasih buat Om AJ dan Ventanaman buat foto-foto ciamiknya.

3 comments:

Anonymous said...

wah..blog yang bagus, lengkap dengan trel GPS dan map.
aku tarush di blogrollku ya...

Anonymous said...

Daeng,

foto2 treknya yang banyak dong.. penasaran neh

Igo Mappangara said...

silahkan om diditho, dengan senang hati.

mohon maaf akhir-akhir ini lagi senang-senangnya nyoba Reign jadi agak males nge-jepret :)