Wednesday, March 22, 2006

Si Hitam NRS ku....

Akhirnya selesai juga ngedandanin sepeda kesayangan. Pengennya sih pake high end component, cuman kalo diturutin perdana mentri bisa ngamuk dan urusan dapur jadi berantakan. Katanya sih ngedandanin MTB nggak ada puasnya, "Sky is the Limit". So, direm dikit and let's start with the simple things.
Frame gue tebus dari Aang, Sinar Bangka Roxi Mas, hasil merayu istri di Januari 2006. Trus sebagian besar komponennya copotan dari my old bike, specialized Rockhopper 2003 (generic, made in Taiwan). Kebanyakan dibangun berdasarkan learning by doing. Contohnya disc brake, diganti setelah jatuh di JPG akibat lumpur yang lengket di V-Brake. Fork ganti dari SID ke Psylo karena kurang bisa loncat di Puncak. Kalo stem dan seatpost sih gara-gara dapet Thomson Elite murah (50%) waktu jalan ke Bangkok.



Detail Specification

  • FRAME: Giant NRS-G 2005 size S (16.5")
  • SUSPENSION: Front: Rockshock Stylo XC; Rear: Giant NRS System
  • WHEELS: Mavic rim with Novatec (front) and Shimano Deore (rear) hubs, Schwalbe Black Jack 26x22.5" tyres
  • DRIVETRAIN: Shimano XT crankset (hollowtech), SRAM X.9 RD & shifter, Shimano Deore FD, Hayes MX-2 disc brakes
  • COMPONENTS: Scud riser bar 40mm, Giant headset, Thomson Elite stem (90mm) and seatpost, Fizik sadle


    Modification Idea
    Idenya sih pengen punya MTB Bike perpaduan antara genre XC dan All Mountain. Makanya NRS-G frame dipilih sebagai wakil dari XC, sedang Rockshock Psylo dengan travel 85-125mm untuk mewakili All Mountain. Pemilihan genre campuran ini bukan tanpa alasan, soalnya gue sering banget maen di daerah pegunungan (Puncak, Gn.Salak, Lembang) selain genjot santai di sekitar rumah (JPG).
    Selain itu, sengaja gue pasang riserbar 40mm biar geometri sepeda agak naik dikit di bagian depan. Soalnya udah ngerasain punggung agak nyeri waktu pake handle bar datar (10mm) , apalagi di turunan curam. Sabtu kemaren udah gue coba di Ngehe' 2 dan lumayanlah gak terlalu nunduk waktu turunan.

Future Modification
Untuk ke depan nggak akan terlalu banyak modifikasi lagi untuk sepedaku ini. Paling ganti disc brake model hydraulic dan FD diganti ke tingkat yang lebih tinggi. Groupset akan tetap dipertahankan di posisi XT ato X.9 saja, rasanya belum pantas untuk make XTR ato X.0.
Sebenarnya dari hati yang paling dalam pengen punya 2 jenis sepeda, XC Full Suspension dan All Mountain. Cuman itu untuk jangka panjang kali. Paling bisanya kalo dapet bonus gede dari kantor plus dapet lampu ijo dari perdana mentri.
Beberapa malam yang lalu beliau udah nanya-nanya pengen punya sepeda juga. Nah, kesempatan nih. Entar gue beli satu All Mountain, trus si NRS gue modif lagi kembali ke XC biar bisa dipake istriku. Win-win solution kan... keekeekeeqqq

5 comments:

Igo Mappangara said...

yah bedahlah, doi pan bergaji dolar sedang ane cuman hepeng doang.
lagian gue juga gak pengen beli sepeda mahal tapi cuman untuk dipajang dong hehehehe
yang penting ada bukti dipake genjot men...

Anonymous said...

Pak Igo, kenalkan saya Ilham (teman2 biasa panggil Gembong) dari Malang, Jawa Timur. Looks like we have the same idea about bikes. Sepeda saya juga NRS-G, bedanya saya beli jadi, tapi karena "sky is the limit" sekarang banyak yang saya upgrade. Fork depan dari RockShox Pilot jadi Fox Talas RLC (a bit too much for the bike), crank jadi Hone begitu pula dg shifter & brake lever, hubset & RD Hone juga, disc depan(180mm)& blkg(160mm) pakai LX. Pedal Shimano PD-M540. Rim pakai Mavic XM-317, ban Maxxis HardDrive 2.10. Handlebar Ritchey Rizer, Grip Michelin with screw, saddle pakai Fizik Nisene. Saya juga kepingin upgrade ke Giant Reign, tapi gak usah yang X, yg biasa jg udah cukup. Omong2 telponnya Sinar Bangka berapa? Thank you so much for your blog.
Ilham 0811365133
ilesanc@yahoo.co.id

Khairi said...

apa khabar..saya dari khairi dari malaysia...basikal kita sama dan cara pemikiran kita hampir serupa...saya mempunyai NRS-G hampir 4 bulan dan sejak dari itu...basikal ini mnegalami beberapa modifikasi seperti rim ditukar kepada Mavic Crossmax Enduro kerana rim asal mempunyai "lag" dalam rotation...berat sekeliling diameternya tidak sama lantas kita bisa merasa basikal seolah-olah ditarik dan ditolak pada kelajuan tinggi...basikal ini mempunyai masalah bila menuruni bukit..berat lebih banyak tertumpu di hadapan lantas kita akan sering terjatuh..modifikasi menggunakan riser bar saya kira cukup bijak...asalnya datang dengan Deore tapi ia tidak cukup memuaskan lalu saya mengadunkan XTR 12T-32T Cassete, XT'07 RD (Rapidfire Plus) dengan LX Hallowtech Crankset dan disambung dengan Durace 10SPD chain...FD Deore asal sudah cukup keras..tak perlu ditukar cuma perlu dituning dengan baik..hasilnya saya kira satu basikal yang unik..

Igo Mappangara said...

pakcik, kalau mau coba track di sekitar jakarta sila kontek ai via email igo.mappangara@gmail.com. ai siap meng-guide asalkan pemberitahuannya minimal 1 bulan sebelum datang.

wassalam

Anonymous said...

Om Igo,
Selama ini saya penggemar Giant dan saya minat memilikinya selain hard tail yang sekarang saya senang main XC tapi saya masih bingung mana yang lebih baik antar Anthem atau NRS? ada tawaran NRS (tanpa 3) browsing cari informasi tdk dapat barangkali Om Igo bisa bantu beri masukan.
Apakah betul kalau Anthem swing arm belakang lebih keras dr pada NRS?.
Thanks
IG