Friday, February 24, 2006

My lovely Puncak Track

Peta 1: Rindu Alam - Ngehe 2


Peta 2: Ngehe 2 - Lemahnendeut



Nggak ada yang paling gue demenin selain ber-MTB ria di Puncak. Selain udaranya segar, pemandangannya hijau, track-nya juga sangat variatif. Waktu pertama kali nyoba udah langsung kesengsem ama rocky track di sekitar kebon teh, terus keluar masuk single track di hutan, bonus turunan, dll. Pantes aja Om Depe dan Om Hendro nggak pernah absen dari track ini.

Kalo ngeliat gambar di atas, Puncak Track bisa dibagi menjadi beberapa sections:
1. Rindu Alam - Gunung Mas
2. Gunung Mas - Taman Safari
3. Taman Safari - Pondok Seng
4. Pondok Seng - Finish


Rindu Alam - Gunung Mas
Dimulai dari Rindu Alam Puncak, section ini melalui jalan akses perkebunan teh Gunung Mas. 2 km pertama diawali dengan track berbatu, kemudian masuk ke jalan tikus yang sebernarnya merupakan jalur inspeksi saluran air penduduk lokal. Jalur inspeksi ini memotong hutan dan semak, kudu lebih hati-hati karena banyak jebakan bak kontrol air di sisi kanan sementara di sisi kiri sudah ada jurang yang menunggu. Di beberapa tempat malah harus nuntun bike karena harus melintasi sungai kecil, seperti gambar di bawah. Sorry yah Om Hendo Is (Superman Solo), gambarnya gue masukin pas banget lagi TTB.


Setelah puas dengan keluar masuk hutan, pemandangan kebun teh berlanjut lagi sepanjang jalan kenangan sampai ke pabrik teh Gunung Mas yang dijadikan lokasi tea walk penduduk Jakarta di setiap akhir pekan. Total distance 6 km, dengan 100% down hill.

Gunung Mas - Taman Safari
Section kedua ini bisa ditempuh dengan 2 cara. Kalo pengen menguji endurance, bisa lewat jalan perkebunan di belakang perumahan karyawan Gunung Mas. Tracknya nanjak dan nanjak terus sepanjang kurang lebih 3-4 km dengan sudut lumayan landai (10-20 derajat lah). Dialnjutakan dengan turunan ke ujung jalan aspal.

Cara kedua bisa langsung dari parik teh ke ujung jalan aspal tanpa harus nanjak. Yang ini yang sering dilalui MTB riders di puncak. Setelah itu tinggal ngikutin jalan aspal yang 95% menurun sampai ke parkiran Taman Safari. Kudu hati-hati karena lintasan ini melalui perkampungan penduduk, kadang banyak anak kecil yang menyebarang jalan.

Taman Safari - Pondok Seng (Tanjakan Ngehe' 1)
Pocari, pisang, gemblung, dll. banyak di parkiran Taman Safari dan bisa dijadikan bekal sebelum masuk ke section ini. 100 % up hill dan kadang harus nuntun adalah ciri khas Ngehe'1. Nggak tau kenapa namanya jelek amat padahal rumah di kiri-kanan bagus-bagus lho. Terus terang sampe saat ini gue belum pernah non stop genjot dari bawah sampai ke Pondok Seng. Biasanya gue berkali-kali stop dan narik nafas panjang untuk track sepanjang 1 km, kadang ditempuh antara 30 - 60 menit.

Kadang di lintasan ini tersedia fasilitas super istimewa bagi yang tidak kuat gowes. Bisa pake joki ato ojeg. Kalo pake joki, sepeda didorong ama anak-anak yang banyak di sekitar lintasan, jadi si goweser tinggal jalan lenggang kangkung ke atas. Kalo pake ojeq lebih enak, sepeda digendong sambil naik ojeq.

Nah, kalo udah sampe di atas di Pondok Seng, baru deh pisang dan gemblungnya disantap bersama-sama. Ini die fotonya:


Pondok Seng - Finish
Dari sini ada 2 jalur ke finish di resto Padang Sederhana Ciawi. Bisa lewat tanjakan Ngehe' 2 ato lewat jalur hutan pinus (biasa juga disebut jalur "belok kanan").

Ngehe' 2 panjangnya lebih pendek dari Ngehe' 1 cuman ditempuh lebih lama karena udah habis duluan di Ngehe'1. Kalo kuat bisa genjot, kalo nggak yah nuntun juga nggak papa koq. Jalurnya 100 % tanah. Kalo udah sampe di pondok kosong, istirahat bentar baru lanjut lagi dengan bonus turunan sampai desa Lemahnendeut. Jalur ini melewati track hutan yang banyak akar pohonnya, dilengkapi dengan bukit Pyramid, dan beberapa jalur perkebunan teh. Kalo udah nyampe di desa Lemahnendeut, tinggal ngikut jalan berbatu terus sampe jalan raya. Biasanya pemenang di jalur berbatu ini adalah yang sepedanya full suspension, kalo pake hardtail biji bisa "mledus", he...he...he...

Jalur hutan pinus hampir seluruhnya melewati track perkebunan teh, 90% downhill, dan kadang banyak jebakan jalur air yang sering menjatuhkan para bikers. Terus aja ngikutin jalan berbatu, masuk hutan pinus, dan akhirnya ketemu dengan desa Lemahnendeut, sama dengan jalur Ngehe'2.

Setelah jalan berbatu, track-nya berubah menjadi on road terus sampai finish di Sederhana. Sabtu kemaren gue nyoba ngukur speed, ternyata bisa sampai 60 km/jam lho, soalnya turunan mulu Bos.

Demikian behind the story of Puncak Track. Foto di bawah adalah foto gue di Hutan Pinus, sorry agak blur.


How to Get There
Kalo dari Jakarta, bisa lewat jalan tol Jagorawi dan keluar di pintu tol Ciawi. Nanti ambil arah ke Puncak-Bandung. Setelah lampu merah Ciawi, sekitar 100 m di sebelah kanan ada Resto Padang Sederhana (gule kepala ikannya enak lho). Masuk aja ke situ terus parkir mobil (biaya parkir Rp. 5,000). Kalau bisa jangan berangkat sendiri-sendiri, bareng aja biar nggak menuhin tempat parkir.

Biasanya Sabtu ato Minggu banyak yang ngumpul di Sederhana. Tinggal patungan sewa angkot yang akan nganter sampai Rindu Alam, bayarnya Rp. 60,000 dengan maksimum 3 sepeda per angkot. Jangan ngasih lebih biar nggak ngerusak harga pasar.

Pengen genjot bareng? Sering aja nongkrong di milis:
MTB-Indonesia@yahoogroups.com

Salam genjot!!!

4 comments:

Spedaman said...

mantep om! ceritanya detil:)

hendro.purwanto said...

weee...ada foto gw lagi nuntun jugak...dibelakangnya Om Is..

Anonymous said...

It's a great story indeed, keep going Igo. And you have to stay cool as you are today.

Setiadi said...

Om Igo,

Punya track log untuk GPS ga ya??
Buat panduan nih