Saturday, February 10, 2007
Cicatih All Weather Challange 27th January 2007
Track ini bingin gue penasaran banget. Gimana gak penasaran kalo awal Desember tahun lalu gue udah nyiapin sebulanan gagal gara-gara Avanza Incident. Trus Om Gajah ngajakin lagi, cuman beberapa kali diundur biar pas dengan schedule genjoter yang lain. Akhirnya jadi juga week end kemaren dengan main organizer Cherokee Adventure (Gajah, Ibath, dll.), dibarengi dengan lahir kembalinya (reborn) Komunitas MTB-Indonesia.com. Acara makin meriah karena disupport oleh Eiger Adventure dan Boogie Outdoor.
Jauh hari sudah banyak persiapan yang dilakukan. Mulai dari servis sepeda besar-besaran di Bagus Bike, bearing udah butuh pelumasan. Terus Firs Aid bag dilengkapin lagi, biar siap kalo ada yang cedera. Si Escudo hitam juga masuk bengkel, kalo ini sih karena emang sudah harus servis berkala 30,000 km :) Dan yang paling penting, minta izin sama istri dan anak.
Genjot Along Rubber Tree Forest
Hari "H" jam 5.00 subuh, si Escudo udah mulai berjalan menuju Cicatih. Sengaja pagi-pagi buta biar gak kena macet di poros Ciawi - Cibadak. Sepeda yang udah dari semalam udah nangkring di dalam Escudo juga dicek ulang lagi sebelum berangkat. Biar yakin gak ada yang ketinggalan. Lumayan lancar juga perjalanan, jam 07.00 sudah sampe di Cibadak. Singgah dulu di Indomaret buat beli ransum pas genjot nanti. 3 km sebelum titik start, singgah lagi sarapan nasi timbel buat pengganjal perut. Eh, gak taunya di Cherokee udah disiapin nasi goreng.
Perjalanan agak telat berhubung teman-teman dari IM2 telat datangnya. Pake acara tersesat pula ke Citarik :( Akhirnya berangkat juga jam 10.00 dengan keputusan rombongan dibagi dua, yang telat ikut rombongan kedua. Rombongan pertama dipimpin oleh Om Gajah sang tuan rumah, serta Yudo Agogo. Kurang lebih 20-an sepeda, setengah anak muda setengahnya lagi kelompok B2O (Bike Too Old, genjoter sepuh). Track perkebunan karet yang rindang sangat nikmat digenjot di pagi menjelang siang tersebut. Permukaan track juga pas banget karena udah 2 hari gak hujan tapi gak kering-kering amat. Ban pas banget nempelnya di track.
Track di hutan karet ini sama dengan track rombongan sebulan sebelumnya. Cenderung menurun mengikuti kontur daerah sekitar sungai Cicatih, sesekali nanjak untuk motong jalan akses perkebunan. Kondisi permukaan track hampir 80% tanah merah yang kalo basah pasti sangat lengket. Sangat dianjurkan untuk menggunakan ban yang kembangannya tidak terlalu kasar sehingga nggak menampung tanah liat. Tapi jangan juga yang kembangannya halus banget, bisa-bisa kebanyakan slipnya. Selebihnya adalah track berbatu, jalan akses perkebunan di sekitar kampung.
Setelah puas dengan track kebut karet, rombongan memasuki jalan kampung yang berbatu. Tiba-tiba di pertigaan jalan track jadi rame banget kayak arisan. Ternyata rombongan kedua sudah nunggu di situ, motong jalan perkebunan dan tidak menikmati track kebun karet. Rombongan awal yang hanya 20-an sepeda membengkak menjadi 70-an setelah bergabungnya genjoter dari IM2 dan Eiger Bandung. Setelah istrihat bentar, genjot dilanjutkan menuruni track berbatu di tengah persawahan. Luamayan juga turunannya, panjang dengan pemandangan yang ciamik. Setelah itu ikut on road sekitar 3 km dan berbelok ke kanan ke jalan berbatu.
Di tepi kali Cicatih rombongan berhenti buat beristiraht sambil menikmati pisang dan pocari asupan organizer trip. Logistiknya berlebihan, tau gitu gue gak perlu beli perbekalan dong yang sampe membuat Camelbak penuh alang kepalang. 3 liter air bo' di punggung :)
Crossing Two Big Rivers
Sungai pertama yang disebrangi adalah Cicatih, kondisi jembatan gantungnya terbuat dari bambu yang sudah sangat rapuh buat disebrangi beramai-ramai. Jadinya genjoter nyebrang satu per satu sepanjang 100 m dengar air sungai yang mengalir deras di bawahnya. Salah sedikit bisa nyemplung dan mungkin munculnya di Pelabuhan Ratu :) Dibutuhkan sekitar semenit seorang bisa bisa sampai di seberang. Kebayanya kan kalo ada 70 genjoter berapa lama waktu yang dibutuhkan agar semuanya bisa nyampe di seberang.
Setibanya di seberang, kondisi tidak semakin membaik karena track menanjak dan sangat susah untuk digenjot. Terpaksa harus TTB di sela-sela terasering sawah. Jarak kurang dari 1 km ditempuh sekitar 30 menit. Di ujung tanjakan ketemu jalan perkampungan, belok kanan dikit ketemu dengan mobil operasional Cherokee. Ternyata di situ adalah pos kedua untuk makan siang. Menunya lumayan, nasi timbel, bacang, dan buah rambutan. Makan dulu yuk.... lanjut shalat dan istirahat sambil nunggu semua anggota rombongan ngumpul sehabis menyeberangi sungai Cicatih.
Yudo Agogo sebagai sweeper akhirnya tiba juga di pos dua. Setelah ngembat bacang beberapa bungkus, perjalanan dilanjut lagi menuruni jalan berbatu perkampungan. Karena hebohnya turunan berbatu, korban mulai berjatuhan. Ada 3 sepeda yang mengalami snake bite, perlu nambal lagi. Selebihnya berbelok ke kiri diujung jalan menuju jembatang gantung kedua. Track menuju jembatan ini sangat asyik, cukup terjal dan fully single track.
Sungai kedua yang diseberangi adalah Cimandiri yang nantinya akan bertemu di sekitar finish dengan sungai Cicatih. Kondisinya jembatannya lebih baik dari jembatan Cicatih, bambunya baru saja diganti. Cuman karena hujan sedang turun, kondisinya lebih licin dan lebih berbahaya dari sebelumnya. Mau gak mau kudu ekstra hati-hati biar gak nyemplung ke sungai. Sama seperti jembatan pertama, genjoter harus nyembrang satu per satu. Akhirnya nyampe juga di ujung jembatan dengan selamat, diikuti oleh genjoter Louis asal Colombia.
Muddy and Rocky Uphilling
Setelah jembatan sungai Cimandiri, mulailah perjuangan tiada akhir. Dimulai dengan tanjakan dan tanjakan yang tiada akhir dan not genjotable karena kondisi track yang belumpur akibat hujan. Untung saya berada di group awal sehingga kondisi tracknya belum terlalu rusak akibat dilewatin banyak orang. Nggak kebayang genjoter yang berada di belakang.
Kondisi nanjak, nanjak, dan nanjak ini berlangsung cukup lama. Cuman sedikit sekali turunannya, itu pun sebentar kemudian harus turun dan TTB lagi karena ketemu tanjakan berikutnya. Di tengah jalan ketemu dengan Om Mbot dan Adiknya Ighra (ehemmm) yang sedang foto-foto. Katanya bentar lagi finish. Untung setelah mereka berdua track-nya menjadi menurun dan sepeda bisa dinaikin kembali. Lumayanlah panjang track turunan ini, cukup untuk menganjar tanjakan tiada akhir sebelumnya. Di ujung track sudah menunggu Suzuki Samurai milik Om Ibad salah satu Punggawa Cherokee. Ternyata lokasi tersebut adalah pos tiga sebagai tempat melepas lelah. Sambil menunggu yang lain, genjoter kembali ke tabiat awalnya saling cela-celaan :)
Track terakhir ini yang mungkin paling gak nikmat. Jalannya berbatu besar, licin karena hujan, plus kondisi tubuh yang sudah capek, membuat banyak genjoter yang milih TTB dibanding genjot. Paling orang sekaliber Agung Gundul aja yang genjot. Devin yang udah pake frame titanium juga ikut2an TTB. 2 km sebelum finish tiba-tiba ban depan terpeleset sehingga hilang keseimbangan dan salah pijak. Urat kaki ketarik, duh sakitnya. Sepeda sudah entah terbang kemana. Untung ada temen-temen yang baik yang bantu ngelurusin kaki dan tarikan urat kendur hanya dalam hitungan detik. Alhamdulillah.........
Akhirnya sampai juga di finish. Jembatan sungai Cimandiri begitu indahnya di sore hari, apalagi dilintasi dengan segerombolan genjoter basah, bau, dan berlumpur :) Yang lain banyak yang langsung cuci sepeda di kali, tapi saya langsung saja ke base camp Cherokee buat makan, bersih2, dan so pasti.... pijatan. Hhmmm nikmatnya.
Malam hari acara dilanjut lagi dengan bakar ikan, MTB-Indonesia Reborn, dan ngobrol bareng Kang Bongkeng dan Paimo (genjoter antar benua). Ikannya enak, sayang harus rebutan dengan Embot (tau aja kan badan mbot). Trus ada surprise bagi-bagi door prize. Saya dapat sendal gunung, yang lain malah bisa dapat tas ransel. Malemnya langsung balik jam sepuluhan ngikutin rombongan Lodi Arus Liar. Tadinya mau nginap tapi nggak jadi karena keinget terus dengan raut muka Sophie anakku yang sedang lucu-lucunya di rumah. Pulang ahhh......
Complete set of photos are available at http://www.flickr.com/photos/57526106@N00/sets/72157594225742840/
Seperti biasa, peta terlampir. Garis biru tebal = track 12 Dec 06, merah tebal = 27 Jan 07. Silahkan diklik untuk gambaran detailnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment