Tuesday, August 01, 2006
Genjot Malem (Nite Riding) Megamendung - Pondok Pemburu Gn. Pancar
Nampang sebelum turun gunung. Photo by Cak Nur.
Udah biasa genjot siang hari kan? Masih challenging nggak? Kalo nggak, coba deh sesekali genjot malem hari seperti yang dilakukan 30-an genjoter gila tantangan di akhir Juli 2006 kemaren. Ajakan dari Devin di email langsung disampaikan ke permaisuri di rumah, dan... alhamdulillah izinnya keluar coy. Trus bela-belain nyari Devin di arena lomba Puspitek biar bisa daftar duluan, dilanjutkan dengan servis si hitam di Bagusbike, biar lebih siap dong.
Hari "H" Sabtu 29 Juli jam 14.00, sepeda sudah di dalam mobil dan siap menuju ke Cipayung. Di tengah jalan baru keinget lampu ketinggalan di rumah. Nunggu deh di Bintaro, untung ada tukang ojeg di samping rumah yang mo nganterin. Sampe di Sentul, hujan turun dengan derasnya. Wah... bisa nggak jadi genjot nih. Hujan terus aja turun sampe sekitar jam 18.30, agak gerimis sih cuman udah cukup untuk naikin semangat. Ini pasti gara-gara DePe yang gak posting Waether Forecast di milis :)
Cipayung - Pondok Pemburu
Setelah cek-cek sepeda, pasang lampu, makan indomie, dan shooting pembukaan dengan RCTI, start dimulai sekitar jam 19.30 dengan peserta kurang lebih 30-an orang. Peserta termuda anaknya Om ramon yang baru kelas 3 SD, tertua Pak Joe yang sudah kepala 5, dan tergila si Dhani yang genjot dari Tanjung Barat - Megamendung - Pondok Pemburu pp., ediiaann :) Udara dingin dan agak gerimis, jalanan basah dan so pasti becek di single track. Sampe di perkampungan masih menurun, tapi setelah itu nggak ada ampun dihajar dengan tanjakan terus. Untung sempat berhenti sebentar ngeliat pemandangan dari puncak bukit. Wuiihh indah banget, kalo ada penyair pasti bisa jadi satu puisi nih saking mempesonanya gemerlap cahaya di bawah sana :)
Setelah dimanja sejenak di turunan aspal, perjalanan di lanjut lagi dengan tanjakan dan tanjakan. Pokoknya gak ada ampun deh. Untung aja malam hari jadi cuman tau 50 meter ke depan sehingga semangat nggak kendor karena masih berharap 50 meter berikutnya dijamu dengan turunan. Tapi itu semua hanya mimpi. Malah tanjakannya dipadukan dengan beberapa longsor yang perlu ketrampilan menggenjot, untung aja panitia udah antisipasi dengan memasang Police Line sewaktu survei sehingga peserta bisa genjot dengan aman.
Setelah nemu tanjakan tiada akhir Gn. Pancar, sekitar 2 km sebelum finish, ada incident kecil antara tulang kering si Putri dengan pedal sepedanyanya. Nggak tau kenapa doi masih hot aja pengen ngegenjot padahal yang lain TTB karena terjalnya track ditambah dengan medan yang berlumpur dan berbatu. Untung yang lain udah siap dengan betadine spray dan perban, dibatu dengan P3K oleh Wira. Yang laen sibuk ketawa ketiwi dibawah asuhan Mang Qesrek :) Kuat juga si Putri, doi gak mau berhenti. Apalagi waktu hampir kesusul Om Ramon dan anaknya, dengan susah payah sepeda didorong ke atas. Berat juga euy karena tanah udah lengket di ban.
Jam 11.30 semua peserta tiba di Pondok. Beberapa genjoter mandi malam (hiiii dingin), yang lain langsung menyerbu makan malam yang sudah menanti lama untuk disantap. Makan sup hangat malam-malam rasanya nikmat sekali. Habis itu ada games cuman gue udah ngantuk berat. Jam 2-an terbangun bentar menikmati konser grok-grok para peserta yang sudah kecapean, lumayan bisa menghalau binatang buas lah heheheh.
Pondok Pemburu - Cipayung
Jam 5.00 subuh bangun untuk shalat subuh, cuman koq gak terlalu dingin yah bila dibanding Puncak. Sehabis shalat mata masih ngantuk karena semalam tidur gak terlalu nyenyak. Yo wis, tancap lagi baring dibalik sleeping bag, ikutan konser ngorok yang sampe subuh masih berlanjut terus :)
Jam 7-an kebangun karena yang lain udah pada berkicau. Gosok gigi bentar terus ngikut yang lain bersihin sepeda. Astaga, ternyata rantai, FD, dan ban udah belepotan lupur semua. Untuk ada selang jadi bisa cepat bersihinnya. Nggak kayak yang lain bersihin sepeda sampe perlu masuk ke kali. Setelah sepeda bersih, nongkrong bentar sambil nunggu sarapan di depan tenda ngeliat beberapa genjoter yang lagi beraksi. Maklum coy ada kamera, biasanya sih boro-boro mo putar keliling lapangan kayak biantang sirkus :)
Nah... jam 08.00 tepat baru deh sarapannya datang. Manstaff sekali sarapan nasi goreng plus telor plus kerupuk di tengah alam raya. Para genjoer pada berebut, soalnya cukup lama juga euy nunggunya. Sehabis makan dilanjut acara games yang sudah disiapkan panitia. Pertama-tama ice breaking dengan permainan ram tam tam dan pemburu tupai. Kedua permainan ini cukup membuat genjoter terpingkal-pingkal. Dilanjutkan dengan beberapa permainan yang berhadiah souvenir dari sponsor, salah satunya adalah permainan sepeda lambat.
Tepat jam 10.00 semua genjoter udah pada siap turun gunung. Berpose sebentar di depan kamera, baru deh perjalanan pulang dimulai. Ternyata turunannya lumayan terjal. Untung naiknya malam hari jadi semangat nggak kendor karena tingginya track ketutup oleh pekatnya malam.
Dua kilometer pertama cukup membuat pegal pergelangan tangan akibat track yang berbatu. Di track ini jelas terlihat perbedaan full suspension dan hardtail. Pengguna fulsus melesat di depan sedang hardtailer bergerombol di urutan belakang. Mungkin takut "biji"nya pecah kali hihihihi. Section ini cukup lumayan, kayaknya turunan ini dijadikan obat pelipur lara sehabis nanjak semalam. Cuman edannya di tengah jalan ketemu bule 2 orang yang lagi ngos-ngosan nanjak ke Pondok Pemburu. Coba mereka ikut malamnya, pasti lebih rame ceritanya. Sempat berhenti sebentar di simpang arah Bukit Sentul, sekalian meregangkan tangan yang sudah mulai pegal.
Selanjutnya masuk ke single track yang lumayan flat. Di sisi kanan track ternyata banyak longsor yang tidak terlihat malam sebelumnya. Perlu sedikit technical skill untuk bisa melibas track ini dengan aman dan fun. Setelah itu disuguhin turunan yang lumayan bisa memompa adrenalin. Sampai-sampai Om Ramon, yang kebetulan jadi Leader, yang saking enaknya menikmati turunan lupa bahwa travel forknya hanya main sedikit saja. Akibatnya doi terjengkul waktu mau melibas bekas aliran air dan dengan sukses mencederai bahu kiri. Yah sudahlah, ini sudah resiko genjot sepeda gunung.
Perjalanan lanjut terus sementara beberapa genjoter dengan setia menemani Om Ramon sampai bantuan datang. Cukup panjang juga turunannya, kurang lebih 7 km. Sehabis itu masuk ke perkampungan, pasukan disambut teriakan anak kecil yang kadang ikutan lari di samping sepeda. Tidak lama pun pasukan tiba di Wisma Bharata. Hanya perlu 1 jam 15 menit untuk menyelesaikan perjalanan pulang ini. Itu pun sudah dengan berhenti di beberapa titik.
Thanks banget buat Panitia yang sudah bersusah payah mempersiapkan acara ini. Terutama buat Ramon, Devin, Ferry, Igrha, dll. yang gak bisa disebut satu per satu. Hampir bisa dibilang acaranya sukses berat. Paling untuk ke depan perlu dipikirkan mengenai perlu tidaknya ada paramedic yang ikut dalam rombongan biar bisa menolong genjoter yang cedera.
Lain kali undang-undang kita lagi yah.
Silahkan klik gambar disamping untuk peta resolusi tinggi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
kapan nih om nyobain ke cilegon?
ajak saya aya:D
niteridenya sereeem euy:-ss
p.igo ejaan judulnya kyaknya salah ketik..... mege....
petanya gue d.load ya..
tx
Post a Comment